Sandiwara gerbang kematian

sandiwara gerbang kematian

Perlahan kubuka bola mataku

Badan penatku terlentang terasa terguncang

Indra pendengaran ku samar samar mendengar

Alunan dzikir yang tak hentinya di kumandangkan

Laailaaha illallah laailaaha illallah

Nafasku terhalang kapas

Kakiku diikat supaya tak lepas

Pakaianku serba putih

Bak wanita yang hendak dilamar pria

"A..ada dimana aku ? " Terbata ku berkata

Suara pelan ,sedikit menggeram mengatakan

"Tenanglah nona, kau tak sedang bersandiwara"

Sukmaku berteriak...

Ini hanya mimpi...

Semua orang telah keliru...

Aku menangis diatas kereta kencana yang dibopong empat orang itu

Aku melihat melihat jasadku dikebumikan

Oleh orang orang berjubah hitam

Aku tak kuasa melihat diriku sendiri ditimbun tanah.

Pakaian putih yang ku kenakan jadi lusuh tak indah lagi

Tuhan...kau maha baik...

Tolong aku...

Aku tak sanggup berada dalam ruangan kedap ini

Tarantula dan reptil melata menari menyambut kedatanganku

Sunyi,kelam,sukar diceritakan

Tujuh langkah orang orang berjubah hitam meninggalkanku

ada dua orang mengerikan menghapiriku membawa alat pemukul bergerigi dan bertanya padaku

"Man Rabbuka " dengan gelegar nya suara mereka

Aku bungkam

Badanku menggigil

Aku hanya bisa menjerit Menangis darah

Berteriak sekuat tenaga "Allah Rabbul Izzati "

Tiba tiba duniaku berubah

Hatiku tenang,ruangan ku terang

Masih dihiasi dengan buliran kristal bening yang mengalir

 Bola mataku berbinar melihat keadaan,

Nafasku kembali menderu

Tepat pukul tiga dini hari Keringat dingin masih setia menemani

Ada hembusan angin yang mengalun lembut , Mengelus pipi basah ini. Ia berkata " Jagalah imanmu,karena itu kunci keselamatanmu"

Penulis Anggit Siti Khotimah

Share Artikel